Kamis, 12 Agustus 2010

Pria Lansia yang Berisiko Terkena Serangan Jantung


Sumber: Liputan6.com

Sebuah penelitian terbaru dari Pusat Studi Amerika Serikat menunjukkan bahwa pria yang lebih tua dengan tingkat testosteron lebih tinggi kemungkinan besar mengalami serangan jantung atau penyakit kardiovaskular lain di masa mendatang. Hasil tersebut disampaikan pada pertemuan tahunan Masyarakat Endokrin AS di San Diego, belum lama ini.


Peserta penelitian adalah usia pria berusia 65 tahun atau lebih. Sekitar 697 orang, termasuk masyarakat yang tinggal di sekitar pusat studi ikut berpartisipasi dalam penelitian yang didanai Institut Kesehatan Nasional. Namun, tidak satu pun dari mereka menerima terapi testosteron.


Ratusan orang itu menjalani tes darah untuk menentukan kadar testosteron mereka. Para peneliti kemudian membagi mereka ke dalam kuartal atau empat kelompok, dari rentang testosteron untuk mengamati tren di tingkat kejadian penyakit jantung koroner. Jenis penyakit jantung yang berasal dari plak yang tersumbat atau menyempit arteri koroner, juga disebut
aterosklerosis.

Apalagi, penyakit jantung koroner bisa menimbulkan serangan jantung mematikan. Gejalanya bisa dimulai dengan adanya nyeri dada yang tidak stabil. Nyeri dada ini biasanya terjadi karena adanya aterosklerosis atau proses pengerasan pembuluh darah arteri jantung. Selanjutnya, dokter mempertimbangkan sejumlah antisipasi untuk serangan jantung, seperti operasi bypass jantung.


Selama hampir empat tahun, 100 orang atau sekitar 14 persen memiliki risiko penyakit jantung koroner, khususnya serangan jantung. Kemudian, para peneliti menyesuaikan untuk faktor risiko potensial lainnya dan memberikan kontribusi untuk penyakit jantung, seperti kolesterol tinggi.


Para peneliti menemukan bahwa tingkat testosteron total yang lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit koroner. Pria yang jumlah testosteron berada di kuartal tertinggi (lebih besar dari atau sama dengan 495 nanogram per desiliter atau ng/dL) memiliki lebih dari dua kali lipat risiko penyakit jantung koroner dibandingkan dengan laki-laki dalam kuartal terendah (di bawah 308 ng/dL).


"Temuan studi bertentangan dengan studi yang lebih kecil yang telah menunjukkan bahwa kadar testosteron tidak terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari penyakit kardiovaskuler," kata Sueoka Kristen, seorang dokter asal Universitas California, San Francisco.


"Banyak masyarakat umum yang menggunakan suplemen testosteron untuk berbagai masalah kesehatan, termasuk hasrat seksual yang rendah dan gangguan perasaan yang labil dan tidak mengancam hidup. Orang-orang ini mungkin tidak sadar menempatkan diri mereka dalam risiko yang lebih tinggi untuk penyakit kardiovaskular," katanya.

Artikel terkait

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...