Ini merupakan Resume dari sebuah Seminar Online
Nara sumber: Bapak Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Seperti yang telah diketahui banyak orang bahwa setiap anak yang diturunkan ke dunia dalam keadaan fitrah, selanjutnya orangtuanyalah yang bertanggung jawab ke arah manakah akan membawanya. Karena tidak ada seorang pun anak memiliki niat buruk pada awalnya, niat mencuri atau berniat menghancurkan masa depannya sendiri. Maka orangtuanyalah yang membimbingnya untuk menemukan jalan yang terbaik untuk dirinya.
Banyak anak yang merasa tidak dihargai oleh orangtuanya sendiri sehingga ia mencari pengakuan harga dirinya dari oarng lain semisal teman-temannya. Sehingga ia mulai mencoba untuk menggunakan obat-obatan terlarang, merokok dan lain-lain untuk dapat pengakuan akan eksistensi keberadaan dirinya. Maka jangan biarkan hal itu terjadi. Jagalah harga diri seorang anak terutama di dalam lingkungan keluarga sendiri. Serta hormatilah anak anda, karena anak pun akan menghormati orangtuanya. Karena anak lahir dengan modal kebaikan dan memiliki potensi untuk patuh kepada orangtuanya.
Empat pilar yang harus dipatuhi agar anak-anak dapat patuh pada orangtuanya, yaitu:
- keakraban
- konsistensi
- kepahaman
- keterlibatan
Keakraban
Seorang anak akan lebih mendengar perkataan orangtuanya jika seorang anak memiliki kedekatan emosional dengan orangtuanya. Karena seorang anak akan lebih memilih berkomunikasi dengan orang yang dekat dan memahami dirinya. Bagaimanakah menjalin keakrababan degan anak. Yang pertama adalah menyediakan waktu, bersama anak bukan hanya ada di tempat saja tetapi kehadiran diri orangtua secara total. Maksudnya menghadirkan diri orang tuanya secara total di sini adalah tidak dibarengi dengan kegiatan-kegiatan yang lain semisal aktivitas yang lain, membaca koran, bekerja dll.
Sebaiknya orangtua juga dapat mengatur waktunya agar dapat memiliki waktu bersama anak, dan jangan sampai seperti seorang anak yang memiliki oramgtua tapi seperti yatim piatu karena orangtuanya memiliki kesibukan yang sangat padat sehingga tidak ada waktu untuk anak. Yang kedua yang harus dilakukan oarng tua agar akrab dengan anak adalah sering-sering mengajak anak bicara, menjadi tempat curhat terbaik untuk anak. Jangan sampai anak mencari tempat curhat yang lainnya karena merasa tidak dekat dengan orangtuanya dan merasa tidak nyaman untuk berbicara dan berbagi dengan orangtuanya.
Konsistensi
Konsistensi disini adalah membangun kredibilitas orangtua. Caranya dengan memberikan ketegasan. Karena sering dengan alasan kreatifitas orangtua memberikan kebebasan dan memberikan semua yang diinginkan anak. Hal tersebut sangat berbahaya, contohnya memberikan ketegasan adalah anak boleh mengacak-acak rumah dan naik meja di rumah tapi tidak boleh membuat berantakan rumah orang lain atau di tempat lain. Hal ini merupakan ketegasan karena sangat berbahya membiarkan anak berbuat semaunya tanpa adanya ketegasan dan batasan yang jelas. Yang kedua yang harus dilakukan orangtua untuk dapat konsisten adalah adanya kejelasan aturan atau SOP yang jelas.
Adanya aturan berarti adanya konsekuensi jika terjadi pelanggaran. Aturan tanpa konsekuensi bagi macan tanpa gigi. Di sini perlu ditekankan bahwa konsekuensi berbeda dengan ancaman. Ancaman bersifat spontan, reaktif , emosional. Sedangkan konsekuensi, adalah sesuatu yang sudah direncanakan dan dalam sebuah konsekuensi kedua belah pihak harus dilibatkan dalam pembuatnnya. Karena aturan dibuat bukan untuk kepentingan orangtua saja tetapi juga kepentingan sang anak. Anak diberikan kebebasan tetapi juga batasan-batasan yang jelas agar anak tetap di dalam koridor yang benar. Bukan dengan banyak aturan dan banyak hukuman.
Kosistensi berarti juga sekali tidak tetap tidak. Di sini berarti tidak tepengaruh degan tangisan anak. Anak nangis boleh, marah boleh. Tapi jika anak mengamuk maka ada yang harus lebih diperhatikan oleh orangtua. Karena jika kita tidak konsisten maka akan lebih memperburuk sifat anak. Anak bisa tidak mempercayai orangtuanya lagi. Diingatkan kembali disini juga bahwa negosiasi dilakukan ketika membuat aturan bukan ketika anak sedang merenggek dan meminta yang dia inginkan. Jadi orangtua harus tegas dan konsisten dalam menerapkan aturan dan konsekuensi yang telah ditetapkan serta disetujui bersama.
Kepahaman
Jika orangtua memahami anak maka banyak perbuatan anak yang seharusnya kita biarkan bukan kita larang. Semisal orangtua sering melarang anaknya untuk memanjat pohon atau pagar dan lain-lain karena ditakutkan akan jatuh dan terluka. Seharusnya yang dilakukan orangtua bukan melarang anak untuk memanjat tetapi menjaganya agar tidak jatuh. Karena banyak hal yang dapat dipelajari anak pada hal-hal yang sering dilarang orang tuanya.
Keterlibatan
Seorang anak akan antusias melakukan apa yang telah diputuskan sendiri. Karena anak merasa dilibatkan dalam hal tersebut. Ia akan merasa dipercayai oleh orang lain. Mari kita bekerja sama dengan anak bukan orangtua yang menguasai anak. Maka InsyaAllah anak akan patuh tanpa ada paksaan, dan ancaman.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Mbak leli di Geong Sang, Korea -
Bagaimana jika anak kita selalu salah tingkah jika bertemu dangan orang asing (ket: anak perempuan umur 4 th)?
Jawaban:
Perlu disadari oleh orang tua bahwa anak mempunyai karakternya sendiri-sendiri. Secara umum ada dua macam sifat kharakter anak dari segi ekspresi anak, yaitu: ekstrovert (periang) dan introvert (pendiam atau pemalu)
Dalam kasus ini mungkin karakter anak termasuk yang pendiam atau introvert: yang berhati-hati dengan orang asing, pertama-tama mengamati, dan cenderung pendiam, salah tingkah dengan orang yang baru dikenalnya, dan hal tersebut untuk karakter seorang anak yang introvert wajar-wajar saja. Yang seharusnya diperhatikan orangtua adalah seorang anak yang introvert semisal tidak boleh dipaksakan untuk tampil di panggung. Karena bukan karakternya dan jangan dipaksakan, mungkin awalnya harus ditemani atau bersama dengan teman-teman yang lain dan jika sudah tidak takut dan malu lagi maka dapat dibiarkan untuk tampil senidiri di panggung tetapi jika tidak mau maka tidak boleh dipaksankan. Karena ia mungkin memiliki kelebihan dibidangnya sendiri.
Tambahan penjelasan dari Bapak Ihsan
Bagaimana caranya mengkondisikan anak dengan lingkungan, semisal dengan nenek atau kakek semisal orangtua bilang tidak tetapi nenek atau kakeknya bilang iya?
Perbedaan pendapat sering terjadi bahkan antara suami dan istri. Semisal ibu bilang “tidak” dan ayah berkata “iya”, jadi tidak ada konsistensi dan membuat anak bingung dan tidak mempercayai ortunya lagi.
Seharusnya ayah dan ibunya harus saling berkomunikasi. Buat anak lebih percaya pada ortu bukan dengan orang lain bahkan kakek dan neneknya. Jika seorang anak lebih percaya pada orang lain semisal bibi, kakek atau neneknya daripada orangtuanya maka berarti seorang anak lebih mempercayai oarnag lain.
Konsisten berarti, Jangan pernah berbohong sekalipun dan jangan berdusta pada anak serta jangan ingkar janji pada anak. Termasuk berbohong pada anak contohnya adalah ketika ada tukang dagang lewat: ini nggak dijual ya mang, pahit ya mang dll, atau ketika anak jatuh dan menyalahkan benda-benda yang lain. Atau ketika anak disuruh tidur; dengan menakut-nakuti, ada kolong wewe dll. Hal tersebut sangat tidak dibenarkan karena orangtua sudah memulai berbohong pada anak.
2. Mbak Imah -
Bagaimana membuat anak untuk patuh melaksanakan sholat? Bagaimana dengan orangtua yang memukul anaknya agar patuh? Bagaimana hukuman dengan orangtua yang melakukan hal tersebut?
Jawaban:
Untuk masalah sholat akan dibahas lain waktu karena membutuhkan waktu yang lebih spesifik untuk menjelaskan. Insyaallah jika kedua orangtuanya melakukan hal-hal yang disampaikan maka Insyaallah tidak akan sulit, memang membutuhkan konsisten dari orangtua untuk melakukannya.
Agar anak patuh itu dengan ketegasan, ketegasan bukan kekerasan, bukan berapa tinggi volume anda. Tetapi bagimana anak menyadari kesalahannya, pukulan bukan melindungi tapi menyakiti. Dan banyak gambaran negatif yang didaptakan anak dan anak tidak akan percaya pada orangtuanya lagi. Orangtua yang seharusnya melindungi ternyata menyakiti. Pukulan tidak membuat anak patuh atau menurut, jika mereka semakin besar maka akan memberontak.
Hukuman diperbolehkan sebagai bagian konsekuensi tetapi haram hukumnya bagi orangtua yang memukul anak karena Rasulullah membenarkan memukul anak tetapi dengan syarat yag sangat ketat contoh usia sudah 10 th, dan dalam hal sholat bukan dalam hal-hal kecil semisal menjatuhkan topi dan lain-lain. Seorang Anak diberi kesempatan selama 3 tahun untuk belajar melaksanakan sholat (mulai usia 7 tahun hingga 10 th) , jika semisal sudah 5400 kali sudah diperingatkan dan tidak menurut maka boleh dipukul tetapi bukan pukulan yang menyakiti anak. Dan lebih disarankan tidak melakukannya.
3. Mbak yani di Riyadh -
Membuat anak rajin sholat 5 waktu tanpa menyuruh-nyuruh.
Jawaban:
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Mbak Opie di Aceh -
Bagaimana jika seorang anak yang sering dibandingkan dengan sepupunya. Dan sebenarnya berapa besar efek negatif untuk diri anak sendiri?
Jawaban:
Membandingkan seorang anak dengan orang lain dampaknya sangat membahayakan anak, karena anak akan kehilangan identitas diri.
Anak tidak mengenal dirinya sendiri. Semisal banyak orang yang ketika kuliah binggung untuk memilih jurusan hal tersebut disebabkan karena kita tidak mengenal potensi yang ada pada diri kita. Karena seringnya didefinisikan dan dibanding-bandingkan sehingga tidak mengenal diri kita pada akhirnya. Contohnya ketika seorang diharuskan mencari kelebihannya dan potensinya maka akan sangat sulit untuk disebutkan. Maka jangan pernah membanding-bandingkan seorang anak dengan orang lain. Biarkan anak menjadi dirinya sendiri dan menemukan potensi dirinya senidiri.
0 comments:
Posting Komentar